Kreasi Me - Selanjutnya saya akan membagikan proses cara pembuatan kerupuk menggunakan tepung tapioka, seperti yang sudah saya sampaikan pada artikel sebelumnya.Disumedang sendiri ada lebih dari dua puluh pabrik kerupuk, pabrik kerupuk milik Pak Masduki ini salah satunya. Dipabrik kerupuk kecil seperti ini saja membutuhkan sekitar 3 1/2 kwintal tepung tapioka setiap harinya. Pembuatan kerupuk dimulai dari pengadonan bahan, tepung tapioka atau acisample ini dicampurkan dengan bumbu-bumbu yang terdiri dari bawang putih,minyak ikan,garam,terasi putih,dan pewarna makanan.
Saat ini proses pencampuran sudah menggunakan mesin pengaduk, selain lebih menghemat tenaga mesin pengaduk juga bisa membuat adonan tercampur lebih rata. Pengadonan ini memakan waktu sekitar 30 menit,kemudian adonan ditempatkan pada mesin press.Agar mesin dapat bekerja dengan baik adonan harus ditempatkan tepat pada tabung press, mesin yang menggunakan sistem hidrolik ini akan menekan dan membentuk adonan jadi manjang. Adonan ini akan mengucur dari keran-keran khusus karena bentuknya yang mirip dengan cacing, adonan memanjang ini juga sering disebut cacingan. Dari cacingan inilah kerupuk dibentuk dengan terampil para pekerja mengubah cacingan menjadi kerupuk, proses ini harus dilakukan dengan cepat inilah yang disebut "babangi" atau kerupuk mentah.
Tiap pekerja disini rata-rata mampu membentuk lebih dari 5.000 babangi dalam sehari, karena berbentuk jaring atau bolong-bolong mereka menyebut kerupuk ini sebagai kerupuk bolong. Didaerah lain kerupuk ini juga dikenal dengan sebutan kerupuk "bodas" atau kerupuk putih.Selain dibentuk manual sekarangpun sudah ada mesin otomatis pembentuk kerupuk, pengoperasian mesin ini cukup dengan dua pekerja saja. Jumlah yang dihasilkan juga tak kalah banyak dari kerupuk yang dibentuk secara manual. Dalam sehari mesin ini bisa mencetak sebanyak 35.000 kerupuk sama dengan jumlah yang dihasilkan oleh tujuh orang pekerja yang bekerja secara manual.Babangi atau kerupuk mentah yang telah jadi kemudian ditempatkan pada wadah kukus yang berbentuk jaring agar air dapat masuk melalui celah-celahnya untuk membuat babangi matang.
Tiap wadah kukus seperti ini dapat memuat sekitar 25 babangi, babangi kemudian dikukus menggunakan kukusan atau langseng besar yang dapat menampung sekitar 100 rak atau 2.500 hingga 3.000 babangi.
Pengukusan berlangsung tak lama hanya 10 menit saja jika suhu pengukusan sudah mencapai 100 derajat itu tandanya babangi telah matang. Babangi yang telah matang kemudian disusun pada wadah penjemuran yang disebut "eplek" yang mampu menampung sekitar 200 hingga 300 babangi.
Selain untuk mengurangi kadar air penjemuran ini juga akan membuat awet babangi selain itu tanpa dijemur kerupuk tidak akan mengembang dengan sempurna saat digoreng. Penjemuran kerupuk biasanya berlangsung selama dua hari hingga kerupuk benar-benar kering dan siap digoreng, kerupuk yang telah benar-benar kering ditandai dengan warna kerupuk yang berubah semakin cerah. Bila kadar airnya masih tinggi kerupuk cenderung berwarna gelap, tak hanya kerupuk bolong yang dibuat dipabrik ini ada juga kerupuk berbentuk persegi yang disebut kerupuk "pangsit". Sebenarnya pengeringan juga bisa dilakukan dengan menggunakan oven, tetapi penggunaan oven tentu membutuhkan biaya tambahan untuk bahan bakar. Sedangkan penjemuran dengan sinar matahari gratis, itulah sebabnya oven hanya digunakan saat hujan atau tidak ada matahari. Sebelum digoreng babangi yang telah kering harus digarang dulu selama kurang lebih satu jam penggarangan ini berfungsi untuk menghangatkan babangi karena jika digoreng dalam keadaan hangat kerupuk akan jadi lebih mengembang. Menjelang sore para pedagang kerupuk telah kumpul dipabrik ini untuk membeli kerupuk, sebelum dijual babangi harus ditakar dan ditimbang untuk mempermudah penghitungan satuan kerupuk.
Pemilik pabrik seperti Pak Masduki ini memiliki takaran khusus untuk menghitung jumlah satuan kerupuk, dalam setiap takaran timbangan seperti ini biasanya terdapat 100 keping babangi. Ada sekitar 40 pedagang kerupuk keliling yang menjadi langganan tetap pabrik kerupuk ini,masing-masing pedagang rata-rata membeli sekitar 1500 kerupuk. Untuk kerupuk berukuran kecil mereka membeli sekitar seharga 120 rupiah, sedangkan kerupuk berukuran besar dibeli seharga 300 rupiah. Pembayaran kerupuk oleh para pedagang ini dilakukan keesokan harinya setelah kerupuk sebelumnya telah laku terjual, uniknya penggorengan kerupuk dilakukan oleh masing-masing pedagang keliling pemilik pabrik hanya menyediakan peralatan dan minyak gorengnya saja.
Menggoreng kerupuk pun ada caranya tak bisa sembarangan, babangi memang harus dipanaskan perlahan jika langsung digoreng diminyak panas kerupuk malah tak dapat mengembang. Proses pemanasan ini kira-kira berlangsung selama 3 hingga 5 menit, jika babangi sudah mulai mengembang dipermukaan minyak itu tandanya babangi sudah siap dipindahkan kewajan panas begitu dipindahkan kerupukpun langsung mengembang agar tak gosong kerupuk tak boleh digoreng lebih dari satu menit.
Setelah dingin barulah kerupuk dimasukan kedalam plastik kemasan. Satu kantong plastik kecil biasanya berisi 5 hingga 10 kerupuk, konsumen kerupuk disumedang memang lebih berminat dengan kerupuk yang dibungkus dengan plastik dari pada kerupuk yang diletakan didalam kaleng. Demikianlah proses pembuatan kerupuk menggunakan tepung tapioka, moga bermanfaat.
terimakasih untuk informasinya
ReplyDeleteOk gan terima kasih atas kunjungannya.
ReplyDelete