Celengan Bambu


    Kreasi Me - Kemiskinan membelit masyarakat Taiwan, tahun 1969. Master Cheng Yen pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi meminta sekitar 30 pengikutnya, menyisihkan 50 sen dari belanja sehari - hari untuk membantu orang lain. Ia memotong beberapa  batang bambu menjadi 30 batang. Di dalam bambu itulah mereka memasukkan koin 50 sen.
    Seorang pengikut Tzu Chi bertanya, mengapa mereka tak sekaligus meramal 15 dollar taiwan dalam sebulan. Menurut Master Cheng Yen, saat hendak berangkat belanja kepasar sebaiknya mereka memasukan 50 sen ke celengan bambu tadi. Jadi, sebelum meninggalkan rumah, mereka sudah menolong orang lain. Para pengikut tak keberatan dengan anjuran tersebut.
    Semangat celengan  bambu ternyata menyebar dengan cepat. Kesulitan dan kemiskinan  ternyata bukan hambatan untuk melakukan kegiatan amal. Pada tahun - tahun pertama, Yayasan Zhu Chi mengumpulkan TWD 1.170 sebulan, sampai akhirnya mencapai TWD 800 juta. Tzu Chi  menggunakan uang celengan bambu untuk membangun Hualien Tzu Chi General Hospital. Semangat celengan bambu bahwa menolong orang lain bukan monopoli orang kaya yang dibawa Tzu Chi yang dikenal diseluruh dunia.
    Liem Cun Bie, pedagang siomay keliling di pluit, jakarta barat, membawa serta celengan bambu setiap jualan berkeliling. Beberapa pembeli siomay sukarela memasukan  uang kedalam celengan  bertempel tulisan  " Dana Kecil Amal Besar " tersebut. Cun Bie tak memaksa mereka, seperti ia tidak dipaksa membawa - bawa celengan itu. Cun Bie merasa ingin menolong orang lain lewat uang hasil celengan, setelah anaknya sembuh dari tumor rahim berkat bantuan yayasan Buddha itu.
    Hampir 13.000 kilometer dari Taiwan dan beberapa dekade kemudian orang mengenal Rachel, celengan babi perunggu berbobot 250 kilogram bikinan seniman lokal Goergia Gerber, Rachel adalah maskot Pike Place Market, Seattle, USA. Pada agustus 2007, pasar tradisional dipesisir Elliot Bay, Washington, ini merayakan ulang tahun ke - 100. Adapun Rachel mulai berdiri disudut bawah Pike Place Market sejak 1986. Ia menerima dan menyimpan koin dari siapapun yang lewat, baik pengunjung maupun pedagang pasar tersebut.
    Saban tahun, Rachel bisa mengumpulkan US$ 6.000 sampai US$ 9.000 berbentuk koin dari berbagai negara. Pengelola setempat menggunakan uang itu untuk menggerakan Market Foundation yang mengoperasikan klinik, dapur umum, dan penitipan anak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
    Tentu banyak cerita mengenai celengan. Setiap bangsa atau komunitas memiliki budaya celengan. Celengan dikenal sebagai alat pendidikan awal mengenai investasi dan ekonomi bagi anak-anak. Adapun bentuknya: babi,ayam,bambu,kaleng,celengan punya makna yang positif yakni mengajak orang untuk berhemat, cermat,bijaksana, memikirkan masa depan, bahkan membantu orang lain.
    Berbeda dengan rekening deposito atau tabungan di bank, isi celengan sepenuhnya otoritas si empunya. Hanya pemilik yang bisa menentukan gendut tidaknya celengan karena cuma dia yang punya kuasa penuh.

No comments:

Post a Comment

Wellcom To My Blog